Sahabat yang dimanapun, kapanpun, &
bagaimanapun akan selalu bersama
Karya : Verayanti Hudono
“ih, Leni nakal mainnya, gak boleh curang
donk!” kata Kirana kesal terhadap Leni, “habisnya daritadi kamu gak
sembunyi-sembunyi sih, jadi kelamaan nunggunya, ya aku buka mata aja. Hehehe,
maaf ya!” jawab Leni dengan tersenyum usil, “iya deh, aku maafin, tapi jangan
di ulang lagi loh! ya sudah kamu tutup mata lagi, hitungin sampai 10 ya” jawab
Kiran, “oke bos.” Kata Leni dengan usil, “1,2,3,4,5,6,7,8,9,9seperempat,
9setengah,10, udah belum?” Tanya Leni, “udah” jawab Kiran, “aku buka mata loh!”
jawab Leni, “ya!” jawab Kiran dengan suara yang kurang jelas karena terdengar
dari kejauhan. Leni segera membuka mata dan pergi mencari tempat persembunyian
Kiran. Setelah Leni berjalan sekitar 5 menit, terdengar suara gerakan dari
semak-semak di halaman belakang rumah Leni dan “Heyy,,,,, Kena kamu Kiran!
Hahaha” jawab Leni dengan tersenyum bahagia sambil berlari ke tempat dia
menutup mata dan berkata “Yeyy.. Kiran kena,Kiran kena, Kiran kena..!!”, Kiran
tampaknya gatal semua karena terkena semak-semak tempat persembunyiannya dan
dia ingin pulang untuk mandi dulu “Leni, aku mau pulang dulu ya, soalnya badan
aku gatal semua gara-gara semak-semak yang tadi” kata Kiran meminta izin pada
Leni dengan menggaruk tangannya yang tampak merah-merah, “iya Kiran,nanti malam
aku ke rumah kamu ya, buat mengerjakan PR bersama” jawab Leni, “iya, bye”,
“bye”. Kirana & Leni memang sudah bersahabat sejak duduk di bangku TK,
Karena rumah mereka yang bersebelahan.
+++++
“assalamualaikum!” salam Leni sambil
mengetuk pintu rumah Kirana,”walaikumsalam” jawab kakak Kiran yang bernama
Laras. Kiran hanya tinggal bersama kakaknya karena orangtua mereka sudah
meninggal saat kecelakaan sejak Laras duduk di kelas 2 SMP dan Kiran masih
duduk di kelas 2 SD tapi untungnya mereka tidak ikut orangtuanya saat itu, Laras
memang sudah bisa merawat dirinya sendiri dan adiknya, namun mereka belum bisa
mencari uang untuk kebutuhan mereka untuk sekolah maupun yang lain-lainnya,
jadi biaya mereka masih di tanggung oleh paman mereka yaitu Paman Budi,
dikarenakan harta Paman Budi yang bisa dikatakan melimpah dan karena sifatnya
yang sangat baik, walaupun mereka tidak tinggal bersama namun rumah Paman Budi
yang dekat dengan rumah Laras dan Kiran bisa menjadi alternatif, “eh, kak
Laras. Kiran ada Kak?” Tanya Leni, “oh, ada kok Len. Duduk di dalam sini yuk,
Sebentar ya, kakak panggilin dulu.” Kata Kak Laras, “iya Kak” jawab Leni, “eh,
Leni udah dateng, maaf ya tadi aku habis bantuin kakak menyapu rumah, Kirana
atau biasa juga di panggil Kiran adalah anak yang baik,pintar, rajin, pendiam, penyabar,
cantik, dan imut. “iya gak apa-apa kok, Kiran!” jawab Leni, “ke ruang tengah
yuk, sama bawa meja yang itu!” kata Kiran sambil menunjuk dua buah meja belajar
mini kesayangannya, karena itu adalah hadiah dari almarhum/almarhumah kedua
orangtuanya.”okey, bos. hehehe” jawab Leni sambil hormat pada Kiran, lalu
mereka berjalan ke ruangan yang dimaksud Kiran ruang tengah itu. “eh iya, PR
kamu yang Bahasa Indonesia itu sudah belum?” Tanya Leni, “udah donk, emang
punya kamu belum?” Tanya Kiran balik, “hehehe, aku gak bisa Kiran, soalnya kan
belum dijelaskan di papan sama Bu Santi.” Jawab Leni polos, “iya juga sih.”
Kata Kiran, “tapi kenapa kamu kok bisa mengerjakannya?” Tanya Leni dengan
menggaruk-garuk kepalanya, bukan karena ada kutu, atau belum keramas tapi
karena heran, “aku pahami soalnya secara berkali-kali, jadi ngerti cara
mengerjakannya, Len!” jawab Kiran sambil menjelaskannya kepada Leni, memang
Kiran sering menjadi juara kelas karena dia sudah bisa mengerjakan soal apapun
dari guru, meskipun belum dijelaskan, bisa dibilang Kiran itu genius. Sama
seperti kakaknya Laras, dia sekolah di SMA terfavorit di Kota Mojokerto yaitu
SMAN 1 Puri dan masuk dalam kelas akselerasi atau sekolah hanya dua tahun,
namun Karena kecerdasannya, hingga sekarang dia sekolah dengan mengandalkan
beasiswa. “oh, gitu ya? Emang caranya gimana, Kiran?” Tanya Leni, lalu Kiran
segera menjelaskannya & tidak lama kemudian Leni sudah mengerti. Lalu
setelah PR selesai, maka Leni segera pulang, karena hari yang sudah larut
malam. “Kiran, Kak Laras, saya pulang
dulu ya dan besok kita berangkat sekolah bersama ya Kiran! Assalamualaikum!” kata
Leni sambil membuka pintu untuk keluar. “waalaikumsalam” jawab Kiran & Kak
Laras bersamaan.
+++++
Kiran datang ke rumah Leni untuk
pergi ke sekolah bersama. Kiran menekan bel di gerbang rumah Leni, Leni memang anak
orang kaya, bahkan bisa dikatakan harta mereka berlimpah, ayah Leni bekerja menjadi
anggota DPR sedangkan ibunya bekerja menjadi Dokter di Rs. Gatoel. Dahulu
orangtua Leni & orangtua Kiran sangat dekat sekali hingga seperti saudara
sendiri, hingga saat orangtua Kiran meninggal, tidak sedikit bantuan yang
orangtua Leni yang berikan kepada Kiran, seragam baru, sepatu baru, tas baru
maupun peralatan sekolah yang lainnya yang digunakan oleh Kiran itu, juga
merupakan pemberian dari orangtua Leni. Apabila Leni dibelikan sesuatu oleh
orangtuanya, maka Kiran juga diberi barang yang sama, jadi mereka sudah sangat
dekat sekali. “iya sebentar ya, Non.” Jawab pembantu yang sedang membuka
gerbang untuk Kiran, ”iya, Mbok Sumi, apakah Leni sudah siap untuk berangkat
sekolah?”jawab Kiran, orangtua Leni memang sangat sibuk sehingga jarang sekali
Kiran bertemu dengan mereka, berangkat kerja saja jam lima pagi. “iya, non.
Sebentar ya Mbok panggilkan dulu, mungkin masih memakai sepatu.”jawab Mbok Sumi
sambil berjalan masuk ke dalam rumah lagi, “iya Mbok” jawab Kiran. Tak lama kemudian Leni datang
dengan rambut yang sudah diikat dengan model yang berganti-ganti setiap
harinya, karena ada pembantu sendiri yang mengurus segala sesuatu kebutuhan
Leni, Leni juga tak kalah cantik dengan Kirana namun Leni itu manis dan cantik.
Sifat Leni itu baik, pintar, centil dan agak cerewet, “eh, Kiran. Ayo naik
mobil, biar Pak Tono saja yang mengantar kita sekolah!” kata Leni sambil
tersenyum manis kepada Kiran, “baiklah, Leni!” jawab kiran dengan senyumnya
yang khas karena ada dua lesung pipit di pipinya.
+++++
Sesampainya di sekolah, mereka
berdua segera berjalan menuju kelas. Setelah sampai di kelas, tak lama kemudian
bel masuk sudah bordering. Maka Bu Santi segera datang untuk memberikan
pelajaran Bahasa Indonesia. “Selamat pagi, anak-anak!” sapa Bu Santi kepada murid-muridnya,
“selamat pagi, buu..!” jawab anak-anak dengan kompak. “Ayo kumpulkan PR kalian
yang kemarin!” perintah Bu Santi kepada murid-muridnya, “iya, Bu” jawab
anak-anak sambil berjalan ke depan mengumpulkan tugas, setelah beberapa menit,
Bu Santi memberi pengumuman bahwa nilai terbaik adalah tugas milik Kirana,
“Kirana, kau memang genius, pelajaran yang belum ibu ajarkan sudah bisa kamu
kerjakan, dan Leni punya kamu juga bagus sebenarnya tapi karena ada setitik
kesalahan maka kamu yang nomor dua” kata Bu Santi memuji mereka berdua, memang
Kirana & Leni sering di puji oleh guru-guru karena kepintaran mereka yang
selalu menjadi ranking 1 dan 2. Setelah itu, semua teman-teman mereka bertepuk
tangan karena kagum. Setelah jam pelajaran Bu Santi selesai, maka ada jam
pelajaran lainnya hingga selesai dan mereka berdua pulang bersama. Di
perjalanan pulang, mereka berbincang-bincang tentang SMP yang akan mereka pilih
setelah lulus, “eh, Kiran. Kamu mau sekolah dimana kalau sudah SMP?” Tanya
Leni, “aku sih ingin sekolah di sekolah Kak Laras pada saat SMP dulu yaitu di
SMPN 1 Mojokerto.” Jawab Kirana pada Leni, “oh gitu, kalau misalnya nilai kita
bisa masuk ke SMPN 1 Mojokerto, kamu sekolah bareng sama aku lagi ya. Kalau
bisa sampai SMA pun kita harus tetap bersama, aku mau sampai kapanpun deh,
bareng sama kamu, kita harus jadi sahabat untuk selamanya, sahabat yang ada
dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun akan tetap selalu bersama” kata Leni
sambil tersenyum bahagia, “iya Len, kita gak akan berpisah kok, oke!”, jawab
Kiran, “okey..” jawab Leni sambil tersenyum.
+++++
Ketika sampai di rumah Leni,
Kirana segera pamit pulang karena dia sudah ditunggu kakaknya, “Leni, aku mau
pulang dulu ya!” soalnya sudah di tunggu Kak Laras di rumah tuh” kata Kiran,
“okey, Kiran” sampai bertemu besok ya!” jawab Leni. Sesampainya di rumah,
Kirana segera berganti baju, dan makan lalu Kirana membantu menyapu halaman
depan rumah, tiba-tiba ada mantan kakak kelas cowok Kirana yang sedang lewat
depan rumah dan memanggil Kirana tapi Kirana sendiri tidak mengetahui kalau Boy
itu mantan kakak kelasnya, karena dia anak yang pendiam, maka dia jarang keluar
dari kelas namun hampir semua temannya, mengenal nama KIRANA oleh kecantikan,
kepintaran, dan kebaikannya “hey, cantik. Boleh berkenalan tidak?” kata Boy
(namanya), walaupun Boy itu cowok yang sangat terkenal di desa atau di
sekolahnya yaitu SMPN 1 Mojokerto karena kegantengan, kekayaan, & rayuan
gombal mautnya itu. Tapi Kirana tidak pernah merasakan apa yang namanya jatuh
cinta. Kirana tetap tidak merespon Boy sama sekali, dia malah masuk ke dalam
rumah.
+++++
Setelah beberapa bulan, maka UASBN
pun tiba, setelah pengumuman ternyata nilai tertinggi di SDN Gedongan adalah
Kirana dengan nilai sempurna 30,00 sedangkan Leni berada pada urutan kedua engan
nilai hampir sempurna yaitu 29,50. Karena nilai Kirana & Leni yang
memuaskan, maka impian mereka untuk bersekolah di sekolah terfavorit yaitu SMPN
1 Mojokerto. “Leni, sini deh. Nilai kita bisa mencukupi nih untuk sekolah ke
SMPN 1 Mojokerto” kata Kiran, “iya Kiran, akhirnya impian tercapai juga sekolah
di SMP terfavorit & tetap bersama”jawab Leni, “yeeyy…. Kita bisa tetap
bersama” teriak Kirana, “iya, horee…. Papa, mama, & Kak Laras pasti sangat
senang.”,kata Leni “that’s all right” kata Kirana. “ayo kita pulang, untuk
membawa kabar gembira
ini. Tuh Pak Tono sudah nunggu di depan gerbang” ajak Leni,”ayo Len” jawab
Kiran.
+++++
Saat sampai di rumah Leni, papa
& mama Leni meluangkan waktu untuk menyambut Leni yang membawa kabar tentang
nilai UASBN nya. “Pa, Ma aku dapat peringkat kedua loh dan nilai aku hampir
sempurna 29,50” kata Leni, “iya kah nak? Oh, anak Mama yang pintar. Yang
mendapat peringkat pertama siapa nak?” sambil mencium kening Leni., “Kirana
yang mendapat peringkat pertama, Ma. Dengan nilai sempurna yaitu 30,00.” Jawab
Leni, “oh, pintar sekali kamu, nak Kirana” sambil mencium kening Kirana juga,
karena sudah di anggap anak sendiri. “terima kasih, tante” kata Kirana sambil
tersenyum manis sekali “iya sama-sama nak, jangan panggil tante dong, panggil
saja Mama ya nak! Tidak usah malu” kata
Mama Leni, “iya Kirana, enggak usah malu-malu, anggap saja aku ini saudara kamu
sendiri!” Leni membetulkan pembicaraan mamanya, “baiklah tante, eh, ma” kata
Kirana dengan sedikit gugup. Lalu Papa Leni berkata “kalian mau bersekolah
dimana?”Tanya Papa Leni, “saya ingin sekolah di SMPN 1 Mojokerto, Pa” kata Leni
“bagaimana kalau dengan kamu, Kiran?” Tanya Papa Leni pada Kiran. “saya juga
berkeinginan
sekolah disana, Om” kata Kiran. “tadi kan sudah dibilangin kalau panggil Mama,
berarti juga jangan panggil Om, panggil saja Papa, baiklah kalau kalian ingin
sekolah di tempat yang sama,maka kalian bersekolah bersama-sama saja.” Kata
Papa Leni, “baiklah, Papa” jawab Leni & Kirana bersama-sama. Lalu Kirana
berpamitan untuk pulang. Saat sampai dirumahnya Kak Laras juga menyambutnya,
lalu dia bercerita “Kak, aku mendapat peringkat pertama loh, nilai aku
sempurna, aku dapat 30,00” kata Kiran sambil tersenyum bahagia, “waah, adik
Kakak yang paling imut-imut, pinterr bangett deh, sampe nilai kakak waktu SD
aja kalah. Hehehe” puji Kak Laras, “iya makasih, Kak. Memangnya kakak dapat
nilai berapa waktu SD?” Tanya Kiran, Kakak hanya dapat 29,00, itupun uda
tertinggi, Dek” kata Kak Laras, “oh, gitu ya, Kak? Ya uda, aku ke dalam dulu
yah!” lalu Kiran masuk ke kamar dan mengambil foto ayah & ibunya, dia
memberi tahu kabar gembira itu sembari menangis.
+++++
Pada saat hari pertama masuk
sekolah, sudah banyak cowok yang suka sama Kirana atau Leni karena memang
mereka berdua sama-sama cantik walaupun penampilan mereka yang acak-acakan,
seperti rambut di ikat lima, memakai tas dari kardus, sepatu yang harus berbeda
warnanya dan yang lainnya. Saat MOS, Kirana & Leni tidak bisa bersama
terus-menerus karena ada tugas-tugas tersendiri oleh kakak OSIS. Tugas yang
diberikan oleh kak Vey kepada Kiran adalah menyanyi sambil ngedance karena dia iri akan kecantikan yang dimiliki
oleh Kirana, dia ingin membuat Kiran malu di depan orang banyak. padahal Kiran
tidak melakukan kesalahan apapun, Vey memang terkenal jahat, dia merasa paling
cantik & berkuasa, jadi dia bertindak seenaknya saja pada orang yang tak
disukainya. “sekarang lakukan apa yang aku perintahkan!” perintah Vey,
“baiklah, Kak” kata Kiran, “kamu harus menyanyi lagu potong bebek angsa dengan
nge-dance di depan ku!” kata Vey dengan kejam, Kiran hanya menunduk &
menganggukan kepalanya, sebelum Kiran menuruti perintah Vey, tanpa disadari
ternyata Boy (cowok yang sudah menyukai Kiran sejak dulu) telah melihat aksi
jahat & jail Vey terhadap Kiran, Boy langsung berbicara “Hey, jangan
seenaknya saja kau menghukum tanpa sebab, terkecuali dia melakukan suatu
kesalahan!”, bentak Boy pada Vey, “ma, maaf, aku gak bermaksud menghukum anak
ini, ta, tap…”karena Vey sangat cinta dengan Boy, dia tidak berani melawan Boy,
Vey bicara dengan terbata-bata & cep
Vey langsung diam karena bentakan Boy “sudah, tak usah tapi, tapian! Apa kau
berbuat salah, Kiran?” Tanya Boy, “tidak, Kak”jawab Kiran dengan polos. “Ya
sudah kamu istirahat sana dulu, kan habis kerja keras tuh,bersihin rumput.”,
“iya, Kak. Terima kasih sudah membantu saya.” Kata Kiran sambil menunjukkan
senyum yang membuat Boy sangat terpesona, “iya dek, sama-sama”. Dari kejadian
itu, Vey menyimpan dendam kepada Kiran, namun setiap apa rencana jahat yang
akan dilakukan Vey, selalu gagal entah karena apa, mungkin Ayah & Ibu Kiran
selalu berada di sampingnya dan Boy selalu melindungi Kiran bila ada sesuatu.
+++++
Tak terasa, sudah 3 tahun
berjalan, maka Kiran & Leni sudah melewati UN dan berakhir dengan nilai
yang memuaskan, apalagi impian mereka
juga sudah tercapai yaitu masuk SMAN 1 Puri dan masuk kelas akselerasi. Semua
impian mereka tercapai karena kerja keras yang mereka lakukan. Setelah 3 tahun
selanjutnya, mereka juga sudah melewati UAN dengan nilai yang memuaskan, mereka
harus meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu universitas. Papa Leni yang
sejak lama merencanakan tempat kuliah Leni di Australia, harus memisahkan
persahabatan antara Leni & Kirana, Leni yang sudah mengetahui hal itu baru
seminggu lalu, tidak mau memberi tahu Kiran, karena dia takut Kiran sedih. maka
pada waktu waktu itu datang, terpaksa sehari sebelum Leni berangkat, Leni
memberitahukan Kirana via telepon bahwa besok dia harus berangkat ke Australia
untuk kuliah “hallo Kiran, sebenarnya ini bukan hal yang aku inginkan namun
Papa sudah merencanakan hal ini sejak lama dan dia sudah mendaftarkan aku untuk
kuliah di sebuah universitas di Australia, jadi besok aku sudah harus berangkat
ke sana. Kuharap kamu bisa mengerti keadaan aku saat ini. Sebenarnya aku tak
ingin berangkat tapi ini adalah sebuah keharusan untukku!” kata Leni sambil
menangis karena dia akan meninggalkan sahabatnya dan mengingkari janjinya untuk
jadi sahabat dimanapun, kapanpun, bagaimanapun akan selalu bersama. “baiklah,
Len. Aku bisa mengerti keadaanmu saat ini. Aku akan menunggumu hingga selesai”
Jawab Kirana sambil menangis. “besok adalah hari terakhir kita bertemu, jadi
kau datang ke rumahku ya untuk mengantarkanku ke bandara.” Kata Leni sambil
tersedu-sedu “tentu saja, aku akan kesana sahabat” jawab Kirana. “baiklah,
kalau begitu. Sampai jumpa besok! Bye!”.”bye!”.
+++++
Besoknya, saat Leni di antarkan oleh
Kirana, Kak Laras dan Papa Mamanya ke bandara, dia menangis tak henti-hentinya
karena akan meninggalkan sahabatnya, begitupun Kirana. Namun karena pesawat
akan berangkat 10menit lagi, maka semua penumpang disuruh segera naik ke
pesawat. Otomatis, Leni pun akan meninggalkan orang-orang yang dicintainya, dan
kalimat yang sangat mengesankan dari
Kirana saat Leni akan berangkat adalah “Aku akan menunggumu sampai kau kembali,
entah sampai kapanpun itu & kita akan selalu menjadi sahabat dimanapun,
kapanpun, bagaimanapun akanselalu bersama.”kata Kirana sambil menangis. “oh,
terima kasih Kiran, kau memang sahabat sejatiku” itu percakapan langsung yang
terakhir antara Kirana & Leni. Kiran juga meneruskan jenjang pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Indonesia (UI), Jakarta, akhitnya,
dia juga harus meninggalkan kakaknya untuk meneruskan kuliahnya di Jakarta
dengan mengandalkan beasiswa (emang dari SMA dia sekolah dengan mengandalkan
beasiswa dari kegeniusannya). Saat Leni berada di Australia, komunikasi antara
Leni & Kiran pun tak pernah putus, mereka selalu berkomunikasi, entah via
telepon, sms, facebook, twitter ataupun yang lainnya.
+++++
Setelah sekitar 10tahun, akhirnya
mereka berdua sudah mendapatkan lontong kampus (bahasa anak kampus) dan memakai
baju toga. Dan kabar yang paling membahagiakan yaitu Leni akan pulang seminggu
lagi, akhirnya setelah penantian selama seminggu, Lenipun kembali ke Indonesia
dengan membawa calon pendamping hidupnya dari Australia yang bernama George.
Dan tanpa sengaja, Kiran bertemu Boy kembali di UI dan merekapun dekat trus
jadian deh. Karena orangtua Leni setuju kalau Leni menikah sama George, maka
pernikahannya akan berlangsung 2bulan lagi, karena janji persahabatan Leni
& Kiran, maka Kiran pun juga akan menikah dengan Boy tepat di hari yang
sama dengan pernikahan Leni & George. seminggu sebelum pernikahan mereka,
mereka mengadakan sebuah pertemuan kecil-kecilan.“hy Leni and George. how are
you?” Tanya Kiran pada Leni & George. “I’m fine and you? Oh by the way, da
you want to join our to go to buy something to prewedding?”Tanya George. “oh, I’m
fine too. it’s okay. Go!” Kata Boy dan Kiran, lalu mereka segera pergi ke suatu
toko untuk membeli peralatan persiapan menikah.
+++++
Setelah seminggu berlalu, akhirnya
hari yang ditunggu-tunggu telah datang. Setelah beberapa bulan setelah menikah,
akhirnya Kiran & Leni pun mengandung. Leni & George di karuniai seorang
putri mungil nan cantik jelita seperti orang luar negeri yang bernama Rose,
sedangkan Kirana & Boy di karuniai seorang pangeran gagah nan ganteng
seperti papanya yang bernama Steven. Rumah dua keluarga itu tepat bersebelahan,
jadi Kiran & Leni memanglah sahabat dimanapun, kapanpun, bagaimanapun akan
selalu bersama..
_the end_